Mama Meri Dogopia aktif merajut noken sejak 2012, tak lama setelah ditetapkannya noken sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco.
Noken Anniya, brand sekaligus komunitas besutan mama Meri, memiliki 70 orang anggota.
Mereka sama-sama menggalakkan UMKM melalui usaha noken di Kota Jayapura.
Mama Meri dan keluarga tinggal di kawasan Angkasa Indah, Distrik Jayapura Utara.
“Saya bergerak karena dengar berita dari Titus Pekey yang mendaftarkan noken sebagai warisan budaya dunia ke Unesco,” ujarnya dalam talkshow pada Festival Noken Papua di Papua Youth Creative Hub (PYCH), Kota Jayapura, Minggu (3/12/2023).
Dari hasil penjualan noken, Mama Meri mampu menyekolahkan 6 orang anak, sekaligus menghidupi keluarga.
Baginya, noken adalah jalan hidup yang diberikan Tuhan.
“Sejak itu, saya kumpulkan 6 kelompok yang terdiri 70 orang. Berasal dari wilayah adat Lapago dan Mepago,” ujarnya.
Terpanggil menggalakkan kerajinan noken, Mama Meri lalu mengajak para pengrajin lainnya untuk membentuk komunitas.
Perempuan asli Papua asal Kabupaten Paniai, itu kemudian bergerilya hingga mengumpulkan mama-mama dari Waena, Abepura, Argapura, Dok 5, Angkasa dan Pasir Dua.
Ia meyakinkan puluhan Mama-mama Papua bahwa noken akan menjadi trend serta peluang usaha yang menjanjikan.
Saya tergerak sekali karena dulunya Noken dianggap biasa saja. Setelah itu, saya berpikir bahwa orang akan mencari noken,” katanya dalam Bincang Noken yang dipandu oleh Denny Jackson dari Octow Entertainment.
Berbekal analisanya selama jualan noken, Meri Dogopia meyakini noken akan membawa nilai ekonomi bagi para mama-mama Papua.